top of page
Writer's pictureKehidupan Indonesia

Perjuangan Ibu-Ibu Rumah Tangga Yang Juga Seorang Penopang Keluarga

Updated: Aug 5, 2020



Kondisi hari-hari ini yang tak menentu dialami oleh banyak orang karena sebuah pandemi yang disebabkan oleh virus bernama covid-19. Banyak orang kehilangan pekerjaan, orangtua mengatur ulang jadwal anak-anak mereka yang harus belajar di rumah, dan beberapa peraturan baru untuk kembali produktifnya sebuah negara. Banyak hal yang harus berubah.


Sama halnya seperti ibu-ibu tunggal ini yang kami temui di daerah Ciantra, Cikarang, Jawa Barat. Kesibukan seorang ibu yang harus mengurus persoalan rumah tangga dan anak-anak ini ditambah lagi dengan pertanyaan bagaimana makan untuk besok?


Kami bertemu mereka saat sedang membagikan sembako #BeKindChallenge kepada warga di sana untuk sedikit meringankan beban kebutuhan sehari-hari. Mereka adalah para pejuang pencari nafkah yang tiap harinya bergelut dengan kerasnya dunia menggantikan peran suami dan ayah di keluarga mereka.



Seperti ibu dari Isna, murid Rumah ‘Be Kind’, yang ditinggal oleh suaminya yang menikah dengan wanita lain. Sudah dua tahun ibu dari Isna ini berjuang sendiri mencari nafkah bagi anak semata wayangnya. Awalnya, ia membuka warung di depan rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tapi uang modal dan hartanya sudah habis diambil oleh suaminya itu untuk pergi, tanpa meninggalkan uang sepeserpun untuknya dan Isna. Sekarang ia pasrah menerima keadaan. Ia terus mencari nafkah dengan menjadi seorang pengasuh anak-anak di sekitar daerah rumahnya. Selain menjadi pengasuh anak, ia juga menerima panggilan untuk membersihkan rumah seperti mencuci, menyapu, dan mengepel.



Cerita lain datang dari ibu Wita. Kisah ibu Wita seperti sudah jatuh tertimpa tangga. Ibu rumah tangga ini tidak pernah menyangka bahwa suaminya, yang selama ini bekerja menjadi supir taksi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, meninggalkan dia dan anak-anaknya untuk selamanya. Tak selang setahun, kesedihan itu pun kembali datang ketika ia harus menerima nasib bahwa anak pertamanya juga meninggalkan dia untuk selama-lamanya. Kini ibu Wita bekerja sebagai pengasuh anak-anak. Ia membuka pintu rumahnya bagi orang tua yang mau menitipkan anak-anaknya selagi mereka bekerja.



Satu lagi cerita ibu tunggal yang berjuang bagi keluarga datang dari ibu dari Davin dan Kronika. Perjuangan mengasuh, mendidik, dan memberi nafkah untuk untuk anak-anaknya yang mempunyai kebutuhan khusus, ia lakukan. Ia ingin anak-anaknya bisa menjadi anak yang cerdas dan bersekolah di sekolah dasar negeri. Perjalanan itu tidaklah mudah. Ia berkali-kali ditolak karena kondisi anak-anaknya yang berkebutuhan khusus. Tiap didikan dan doa untuk anak laki-laki dan perempuannya ini akhirnya membuahkan hasil. Davin dan Kronika sudah bisa bersekolah di salah satu sekolah dasar negeri di daerah Ciantra, Cikarang. Suami dan ayah dari anak-anaknya ini sudah lama meninggal karena sakit. Kini sehari-hari ia bekerja serabutan. Semua ia lakoni untuk memenuhi kebutuhan kedua anak kesayangannya. Bekerja sebagai cleaning service,menjual jajanan, dan lain-lain.

Kita sering lupa bersyukur untuk apa yang kita punya. Terkadang kita memuaskan diri kita sendiri lebih dari apa yang sebenarnya kita butuhkan; dengan makanan enak, sepatu, dan tas baru; tanpa memperhatikan orang-orang yang sedang bekerja keras menghidupi, mencari sesuap nasi bagi anak-anaknya dan keluarganya.


Mari kita arahkan mata, hati, dan telinga kita untuk ibu-ibu tunggal ini. Karena setiap uluran tangan kita, dapat meringankan beban hidup mereka. Saat ini, kami sedang mengembangkan sebuah program untuk membantu dan memberdayakan ibu-ibu tunggal yang ada di Cikarang agar mereka dapat terbantu secara finansial. Mari dukung Yayasan Kehidupan Indonesia mewujudkan sedikit harapan kepada ibu-ibu tunggal ini. Dukungan dan donasi Anda sangat berarti.


28 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentarios


bottom of page